Profil Lulusan

Profil lulusan adalah peran yang dapat dilakukan oleh lulusan di bidang keahlian atau bidang  kerja  tertentu  setelah menyelesaikan  studinya.  Profil  dapat  ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap kebutuhan pasar kerja yang dibutuhkan pemerintah dan dunia usaha maupun industri, serta kebutuhan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seyogyanya profil lulusan program studi disusun oleh kelompok  program  studi  (prodi)  sejenis,  sehingga  terjadi kesepakatan  yang  dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Lulusan prodi untuk dapat menjalankan peran-peran yang dinyatakan dalam profil tersebut diperlukan kemampuan yang dinyatakan dalam rumusan CPL. Profil Lulusan adalah penciri atau peran yang dapat dilakukan   oleh   lulusan   di   bidang   keahlian   atau   bidang   kerja   tertentu   setelah menyelesaikan studinya.

Manajer (Manager)

Manajer menurut oxford dictionary didefinisikan sebagai seseorang yang mengatur atau mengontrol seluruh bagian pekerjaan yang ada dalam suatu organisasi atau sejenisnya. Di lain sisi dalam sebuah buku, manajer dalam bidang kesehatan didefinisikan sebagai orang yang dapat melakukan supervise dan koordinasi dengan seluruh karyawannya, memiliki kemampuan  kepemimpinan  dan  memastikan  organisasi  berada  dalam  jalur  yang  tepat menuju pada tujuan organisasi layanan kesehatan (Thompson dan Buchbinder, 2010).

Lulusan kesehatan masyarakat diharapakan mampu menjadi seorang manajer dalam bidang kesehatan masyarakat. Manajer yang dimaksud seperti kepala puskesmas, kepala dinas kesehatan, kepala seksi di dinas kesehatan, ketua tim khusus di dinas kesehatan, ataupun ketua dalam tim khusus dalam Lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Manajer memiliki tanggung jawab seperti mengidentifikasi komponen dan masalah utama dari organisasi, pembiayaan dan penyampaian layanan kesehatan dan sistem kesehatan masyarakat,  menjelaskan  hukum  dan  etika  untuk  kesehatan  masyarakat  dan  pelayanan

kesehatan,  menerapkan  prinsip-prinsip  perencanaan  program,  pengembangan, penganggaran, pengelolaan dan evaluasi dalam inisiatif organisasi dan masyarakat, menerapkan prinsip-prinsip perencanaan strategis dan pemasaran untuk kesehatan masyarakat, menerapkan konsep peningkatan kualitas dan kinerja untuk mengatasi masalah kinerja organisasi, menerapkan budaya “system thinking” untuk menyelesaikan masalah organisasi.

Profil Manajer dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dipenuhi oleh seluruh keilmuan bidang kesehatan masyarakat yaitu administrasi dan kebijakan kesehatan, biostatistik, epidemiologi, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, gizi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, K3, kesehatan reproduksi dan juga melalui merdeka belajar kampus merdeka.

Pemimpin (Leader)

Kepemimpinan dapat didefinisikan pada berbagai tingkatan (misalnya, individu, tim, organisasi, komunitas, atau masyarakat) dalam berbagai cara (misalnya, sebagai sifat pribadi, proses, atau fungsi sistem). Kepemimpinan adalah praktik memobilisasi orang, organisasi, dan komunitas untuk secara efektif mengatasi tantangan kesehatan masyarakat yang sulit. Banyak   individu   yang   berbeda   memobilisasi   orang   lain   untuk   mengatasi   tantangan kesehatan masyarakat.

Pemimpin dalam kesehatan masyarakat didefinisikan sebagai seorang yang mau dan mampu mengatasi health inequality termasuk concern dengan politik yang menuju kepada kepentingan  kesehatan  masyarakat  (Czabnowska,  et.al.,  2014). Lulusan  kesehatan masyarakat diharapkan mampu menjadi seorang Pemimpin. Seorang pemimpin yang dapat memberikan teladan yang baik bagi para anggota ataupun staffnya. Pemimpin tersebut juga mampu menjelaskan atribut kepemimpinan dalam kesehatan masyarakat, menyusun strategi alternatif untuk kolaborasi dan kemitraan antar organisasi, yang berfokus pada tujuan kesehatan masyarakat, mengartikulasikan misi yang dapat dicapai, seperangkat nilai inti, dan visi, menunjukkan keterampilan membangun tim, negosiasi, dan manajemen konflik, menunjukkan  transparansi,  integritas, dan  kejujuran dalam  semua  tindakan, mengembangkan   strategi   untuk   memotivasi   orang   lain   untuk   pemecahan  masalah kolaboratif, pengambilan keputusan, dan evaluasi.

Profil lulusan kesehatan masyarakat sebagai pemimpin diantaranya menjadi Kepala Desa, RT/RW,   Lurah,  Camat, Bupati/Walikota,  Gubernur   dan   juga  bahkan  Presiden.  Dalam beberapa kasus, pemimpin juga dapat memiliki fungsi sebagai manajer sehingga dapat juga berperan  dalam  posisi  sebagaimana  disebutkan  dalam   profil  lulusan  kesmas sebagai manajer. Profil ini dapat dicapai melalui bidang ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan, biostatistik, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, epidemiologi, dan K3 serta peminatan merdeka belajar-kampus merdeka.

Peneliti (Researcher)

Peneliti dalam bidang kesehatan didefinisikan sebagai orang yang mampu melakukan pengkajian permasalahan di bidang kesehatan dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah kesehatan (ASPH, 2011). Selain   itu   juga   dapat   didefinisikan   sebagai   orang   yang   melakukan   penyeleidikan multidisiplin, baik dasar maupun terapan, yang meneliti akses ke, dan penggunaan, biaya, kualitas, pengiriman, organisasi, pembiayaan, dan hasil layanan perawatan kesehatan untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang struktur, proses, dan efek pelayanan kesehatan bagi individu dan populasi.

Lulusan kesehatan masyarakat diharapkan mampu melakukan pengkajian permasalahan di bidang  kesehatan  dalam  pengembangan  pengetahuan  dan  teknologi  yang  dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia dan internasional, seperti peneliti penyakit, perilaku, peneliti kebijakan, dan lain-lain. Pada prinsipnya peneliti memiliki tanggung jawab untuk dapat identifikasi sumber utama data untuk tujuan studi epidemiologi, mengidentifikasi prinsip dan batasan program pemeriksaan kesehatan masyarakat, mendeskripsikan masalah kesehatan masyarakat dalam hal besaran, orang, waktu dan tempat, menerapkan teknik informatika dasar dengan statistik vital dan catatan kesehatan masyarakat dalam deskripsi karakteristik kesehatan masyarakat.

Dalam   penelitian   dan   evaluasi   kesehatan   masyarakat   peneliti   diharapkan   mampu menafsirkan hasil analisis statistik yang ditemukan dalam studi kesehatan masyarakat, mengembangkan   presentasi   tertulis   dan   lisan   berdasarkan   analisis   statistik   untuk profesional kesehatan masyarakat dan audiens awam yang berpendidikan. Peneliti memiliki wilayah yang sangat luas dalam berkarya seperti di kementerian/Lembaga pemerintah, NGO, akademik dan Lembaga lainnya. Profil peneliti dapat dicapai melalui ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan, biostatistik, epidemiologi, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, gizi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, K3, kesehatan reproduksi dan juga melalui merdeka belajar-kampus merdeka.

Pendidik (Educator)

Pendidik kesehatan didefinisikan sebagai orang yang dipersiapkan secara profesional dan memiliki pengetahuan dan keterampilan berdasarkan teori dan penelitian untuk mempromosikan perubahan perilaku pendidikan kesehatan pada individu dan populasi. Sementara itu, menurut WHO pendidik kesehatan adalah Pendidik kesehatan yang mampu meningkatkan  literasi  kesehatan,  termasuk  meningkatkan  pengetahuan,  dan mengembangkan keterampilan hidup yang kondusif bagi kesehatan individu dan masyarakat serta memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas, dan untuk meningkatkan kesehatan mereka.

Pendidikan Kesehatan mengambil dari berbagai ilmu untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit, kecacatan, dan kematian dini. Lulusan Sarjana Kesehatan masyarakat dituntut untuk menjadi seorang pendidik/penyuluhan kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan. Adapun tanggung jawabnya meliputi pelaksanaan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan perorangan. Instansi atau Lembaga yang erat dengan profil ini adalah puskesmas dengan jabatan khusus penyuluh kesehatan masyarakat. Pada pranata lainnya, pendidik juga dapat berasal dari NGO ataupun dunia akademisi yang erat berhubuangan dengan kegiatan edukasi dan pemberdayaan di masyarakat. Pendidik materi-materi kesehatan baik di masyarakat umum maupun masyarakat khusus seperti pendidikan kesehatan di sekolah. Pendidik juga dapat sebagai tenaga pengajar di institusi pendidikan. Selain itu pendidik juga dapat memberi arahan dan bimbingan kepada masyarakat dalam setting di dunia industry seperti  safety officer  dalam  dunia  K3  ataupun  penyuluh  AMDAL  dalam  kesehatan lingkungan.  Profil pendidik dapat dicapai melalui ilmu Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, gizi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan reproduksi dan juga melalui merdeka belajar- kampus merdeka.

Komunikator (Communicator)

Definisi dari komunikator adalah seseorang yang mampu melakukan komunikasi strategis untuk memberikan informasi dan mempengaruhi keputusan dan langkah dari masyarakat dalam persoalan kesehatan masyarakat. Selain itu, komunikator juga dapat memberikan pengaruh perilaku dan sikap masyarakat terhadap isu kesehatan, advokasi kebijakan kesehatan dan juga menginformasikan manfaat dari perubahan perilaku terhadap kesehatan (Ishikawa and Kiuchi, 2010).

Komunikator ini dapat dimaknai seperti advocator, negosiator ataupun sebagai seorang influencer jika menggunakan istilah pada kondisi masa kini. Komunikator memiliki fungsi diantaranya  menjelaskan  bagaimana  infrastruktur  informasi kesehatan  masyarakat digunakan untuk mengumpulkan, memproses, memelihara, dan menyebarkan data, menjelaskan bagaimana faktor sosial, organisasi, dan individu memengaruhi dan dipengaruhi oleh komunikasi kesehatan masyarakat, menerapkan prinsip-prinsip komunikasi berbasis teori dan strategi di berbagai latar dan audiens.

Dalam  kaitannya  sebagai  seorang  advocator  maka  penting  untuk  dapat  menggunakan metode informatika dan komunikasi untuk mengadvokasi program dan kebijakan kesehatan

masyarakat. Advokator dapat berasal dari dunia akademisi ataupun di Lembaga pemerintah ataupun non pemerintah yang memang memiliki fungsi khusus dalam mengadvokasikan isu kesehatan masyarakat.

Dalam kaitannya komunikator sebagai influencer maka diharapkan dapat menunjukkan keterampilan tertulis dan lisan yang efektif untuk berkomunikasi dengan audiens yang berbeda dalam konteks kegiatan kesehatan masyarakat professional di dunia maya, menggunakan  teknologi  informasi  untuk  mengakses,  mengevaluasi,  dan menginterpretasikan  data kesehatan  masyarakat  dan  menggunakan  metode  dan  sumber daya informatika sebagai alat strategis untuk mempromosikan kesehatan masyarakat. Influencer  yang  dimaksud  seperti  menjadi  seorang  youtuber,  selebgram ataupun  public figure lainnya dalam dunia social media. Profil komunikator ini dapat dicapai melalui ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan, biostatistik, pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, kesehatan reproduksi dan juga melalui peminatan merdeka belajar-kampus merdeka.

Wirausahawan (Entrepreneur)

Dalam beberapa definisi, entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengoperasikan usaha atau bisnis dengan berani mengambil risiko dalam hal keuangan atau seseorang yang mempromosikan kesehatan sebagai industri atau usaha yang dapat menghasilkan kemampuan finansial. Pada masa ini dan seterusnya, tampaknya kewirausahaan dan kesehatan saling terkait dan akan terus terhubung untuk beberapa  waktu  di  masa depan. Selain itu,  entrepreneur  bertujuan  untuk  memenuhi  hak hidup warganegara untuk hidup sehat dan berumur Panjang. Wirausahawan juga memiliki sikap dan daya juang yang caring, pembelajar dan innovator yang passion dan compassion dengan saling berkolaborasi satu sama lain.

Pandemi COVID-19 dan revolusi industri 4.0 telah merubah banyak tatanan kehidupan di dunia ini termasuk di dalamnya profil lulusan kesehatan masyarakat. Dahulu wirausaha atau lebih dikenal dengan entrepreneur hanya milik lulusan ekonomi, namun kini semua orang dapat menjadi wirausaha termasuk lulusan bidang kesehatan masyarakat. Beberapa profil lulusan   kesehatan   masyarakat   yang   sudah   mampu   menjadi   wirausaha   diantaranya wirausaha dalam bidang kuliner/pangan, wirausaha industry farmasi ataupun layanan kesehatan  (menjadi  pemilik sekaligus manajer). Wirausahawan  masa kini  dituntut untuk memiliki kemampuan setidaknya 2 hal yaitu 1) memberikan nilai tambah pada setiap proses bisnis/pelayanan/program yang dilakukan untuk memenuhi  kebutuhan masyarakat yaitu hidup sehat dan berumur Panjang. 2) Model bisnis yang semakin focused to human value dan memenuhi puncak hierarki kebutuhan/motivasi Maslow yaitu self actualization. Pola pikir ini berubah dari revolusi industry tahap pertama yang menekankan pembangunan industry dengan pertanyaan seberapa besar pabrik dan kapasitas produksinya yang berubah menjadi seberapa besar market acceptance dan kepuasan customer membeli layanan/program kesehatan masyarakat yang dijalankan.

Teranyar dalam bidang wirausaha adalah mendirikan startup bidang kesehatan masyarakat yang mengandalkan perkembangan teknologi informasi. Startup ini mengandalkan kompetensi bidang kesehatan masyarakat khusus jasa dan edukasi seperti analisis dan kemampuan desain grafis (promosi kesehatan) melalui pengembanan platform social media berbasis web ataupun social media yang sudah existing. Arah  entrepreuner PH Education Indonesia  akan  mengarahkan  kepada  kemampuan  membangun  start  up  business  yang berarti memiliki kemampuan membangun 3 pondasi:1) Hustler: yang  merupakan pimpinan atau CEO perusahaan. Selain harus memiliki leadership yang baik, seorang  Hustler harus memiliki kemampuan dalam bidang marketing dan bisnis. Tak hanya itu, hustler dituntut mampu menjual ide ke investor, memperkenalkan produk startup-nya ke publik, hingga membentuk networking. 2) Hipster: yang merupakan pemikir kreatif dan memiliki passion di bidang design. Seorang hipster dituntut untuk selalu update tentang segala hal yang sedang ramai dibicarakan. 3) Hacker: yang merupakan orang yang ahli dalam bidang teknologi. Seorang hacker harus memiliki keterampilan programming untuk membuat terobosan teknologi yang inovatif. Ketiga peran tersebut akan menjadi pondasi dan pilar yang kuat dalam perusahaan start up selama masing-masing memahami tugas dengan benar dan berani bertanggungjawab untuk tetap konsisten: ketiga hal ini tentu saja tantangan besar dalam pengembangan kompetensi public heath entrepreunership. Profil lulusan entrepreneur dapat dicapai melalui ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, kesehatan lingkungan, dan juga melalui merdeka belajar kampus merdeka.

Konsultan (Consultant)

Konsultan kesehatan didefinisikan sebagai orang yang menangani sejumlah tanggung jawab untuk klien, termasuk melakukan penelitian untuk mengidentifikasi masalah, meneliti kemungkinan solusi untuk masalah tersebut, mengamati dan berbicara dengan karyawan dan manajer, menulis laporan, dan melakukan pertemuan dengan klien untuk berbagi solusi.

Salah satu profil terbaru bagi lulusan kesehatan masyarakat adalah menjadi konsultan. Profil ini saat ini mulai dikenal secara luas yang menawarkan keahlian spesifik berdasarkan bidang kompetensi kesehatan masyarakat. Tenaga konsultan yang professional dan terstandar saat ini dirasa masih belum cukup memadai, sehingga perlu dipersiapkan lulusan kesehatan masyarakat  yang  dalam  waktu  mendatang  pasca  lulus   mampu  menjawab  kebutuhan tersebut. Adapun konsultan yang dimaksud adalah konsultan manajemen rumahsakit, konsultan  mutu  pelayanan  rumah  sakit,  konsultan  manajemen program  KIA  sampai  ke sistem pembiayaan termasuk konsultan dalam bidang ilmu spesifik seperti HIV/AIDS, TB dan lainnya. Konsultan dapat berasal dari Lembaga resmi yang tersertifikasi ataupun berasal dari dunia praktisi dan akademisi dengan syarat dan ketentuan yang ada.

Profil lulusan sebagai konsultan pada prinsipnya dapat dicapai melalui ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan, biostatistik, epidemiologi, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku, kesehatan lingkungan, K3, kesehatan reproduksi dan juga melalui merdeka belajar-kampus merdeka. Selain itu, kompetensi ini juga dapat ditempuh melalui proses sertifikasi melalui Lembaga sertifikasi profesi bidang konsultan.

*Sumber : Buku Panduan Kurikulum Nasional “Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Tahun 2021″*